Halo semuanya, kali ini kita mau bahas tentang bedanya Laravel dengan Express.
Ketika mencari hal ini, tentu beberapa dari kalian ada yang mencari dengan keyword 'Laravel vs Node.js' bukan? Ya hal ini cukup sering terjadi. Mungkin karena sebagian orang menganggap mereka menggunakan Node.js saja tanpa menyadari sebenernya mereka menggunakan framework Express.
Sekarang akan dibahas sekilas mengenai Laravel dan Node.js. Laravel merupakan framework web, sedangkan Node.js adalah sebuah runtime program yang digunakan oleh compiler. Sehingga Laravel dan Node.js tidak bisa dibandingkan secara apple-to-apple. Perbandingan yang tepat adalah Laravel dan Express. Laravel merupakan framework web dengan bahasa pemrograman PHP, sedangkan Express menggunakan JavaScript dengan runtime Node.js.
Sebagian dari kalian mungkin bingung mau pakai bahasa pemrograman dan framework apa yang paling sesuai untuk pembuatan aplikasi web. Berikut adalah hal-hal yang bisa menjadi pertimbangan.
- Bahasa pemrograman yang digunakan
Hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam memilih framework yang sesuai adalah adalah bahasa pemrograman yang digunakan. Laravel menggunakan bahasa pemrograman PHP. Sedangkan Express menggunakan JavaScript. Bahasa pemrograman PHP lebih umum digunakan karena bahasa ini merupakan bahasa script standart untuk membuat sebuah aplikai web. PHP sudah dicap sebagai bahasa pemrograman server side sedangkan Javascript sudah dicap sebagai bahasa pemrograman client side. Hal ini yang membuat cukup banyak website menggunakan PHP. Namun jika ingin menggunakan PHP, perlu diingat bahwa bahasa pemrograman JavaScript tetap harus dipelajari untuk keperluan pembuatan front-end aplikasi web. Bisa bilang, untuk menggunakan Laravel, harus bisa PHP dan basic JavaScript. Sedangkan jika menggunakan Express, tentu front-end dan back-end aplikasi web menggunakan JavaScript. Sehingga tidak diperlukan effort lebih untuk belajar dua bahasa pemrograman.
Hal yang paling membedakan antara Laravel (PHP) dan Express (Node.js) adalah cara kerja aplikasinya. Node.js bersifat event driven dan non-blocking I/O. Aplikasi yang menggunakan komputasi rendah dan membutuhkan kehadiran yang tinggi (jarang down) lebih cocok menggunakan Node.js. Node.js juga lebih bagus dalam menangani permintaan yang datang secara bersamaan karena menggunakan single thread event loop. Namun hal ini menjadi kelemahannya juga. Aplikasi yang menggunakan komputasi CPU yang besar (CPU-intensive) seperti pemrosesan audio, video, editing graphic, dan lainnya menjadi kurang cocok jika menggunakan Node.js. Untuk pemrosesan aplikasi CPU-intensive lebih disarankan menggunakan PHP.
Mungkin bagi kalian yang pernah cari-cari tentang Node.js, tentu tak asing dengan kata 'Callback Hell' ini. Node.js merupakan pemrograman asynchronous sedangkan PHP synchronous. Pada Node.js, ketika aplikasi berhasil mengeksekusi sebuah rutin, maka akan masuk ke callback rutin yang telah ditentukan. Bayangkan jika kita punya program dengan coding yang panjang dan saling berhubungan secara serial, sehingga akan ada banyak callback di dalam callback sebelumnya yang ada di dalam callback sebelumnya lagi dan seterus. Callback hell merupakan istilah ketika program mulai terjebak dalam callback beruntun yang banyak. Untuk mengatasi callback hell ini, tentu diperlukan pengalaman lebih dalam menangani program asynchronous. Sedangkan di PHP tidak perlu pusing terjebak dalam callback hell ini.
Pada umumnya, aplikasi web melakukan pertukaran data berupa data JSON. Penggunaan JSON pada JavaScript sudah menjadi hal yang biasa dan sering sekali digunakan. Namun pada PHP, pembuatan JSON harus dibantu dengan fungsi encode dan decode.
Pengguna Laravel di Indonesia lebih banyak daripada pengguna Express. Walaupun secara global pengguna JavaScript tetap lebih banyak dari pengguna PHP. Positifnya, pengguna Laravel akan lebih mudah menemukan misal tutorial atau panduan penggunaan Laravel dalam Bahasa Indonesia. Sedangkan untuk Express, mungkin akan lebih mudah melakukan pencarian tutorial atau panduan dalam Bahasa Inggris.
Seperti pada poin sebelumnya, mengenai komunitas global Node.js yang banyak, sehingga library third party yang tersedia sangat banyak dan beragam. Namun hal tersebut memiliki sisi negatif yaitu beberapa library third party kurang mature sehingga masih dijumpai bug pada librarynya. Berbeda dengan PHP, PHP tidak menyediakan library third party. Sehingga library yang tersedia sudah lebih mature dari yang disediakan oleh Node.js.
Express tidak memiliki aturan coding yang mengikat, berbeda dengan Laravel. Namun hal tersebut menjadi poin plus Laravel, sehingga project yang menggunakan Laravel pada umumnya lebih teroganisir.
Masih bingung mau pilih bahasa pemrograman atau framework yang cocok?
Faktor yang mempengaruhi pemilihan bahasa pemrograman dan framerwork ini adalah dari kemampuan kita masing-masing, pengalaman, rancangan, dan project yang akan dibuat. Jika ingin membuat aplikasi dengan komputasi rendah, kemampuan up yang tinggi, dan menggunakan database non-relational, cocok menggunakan Express. Jika ingin membuat aplikasi yang kompleks, memiliki konsistensi yang baik, dan menggunakan database relational, cocok menggunakan Laravel. Namun kembali lagi ke kalimat pertama pada paragraf ini, semua tergantung dari kemampuan dan pengalaman masing-masing.
Sekian dulu post kali ini, seputar Laravel dan Express. Kalau bosen baca, bisa langsung aja liat videonya disini. Keep sharing, karena sharing itu gak salah dan gak dosa.
Salam Share,
Funtastic Share
Komentar
Posting Komentar